makalah dinamika penduduk
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami
berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Mobilitas penduduk dan
pengendaliannya
B. Masalah kependudukan
C. Upaya mengatasi permasalahan kependudukan di
indonesia
D.
Peta jalan pengenbangan sdm di indonesia
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran
menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan
menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi musiman)
adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di tempat
tujuan.
Keadaan
penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya
indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM
berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi
diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia
adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan
demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi
orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan
tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang
dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana mobilitas dan
pengendaliannya?
2.
Permasalahan dan solusinya?
3.
Bagaimana Peta Jalan
Pengembangan SDM di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
E.
MOBILITAS PENDUDUK DAN PENGENDALIANNYA
Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi
internal) atau batas negara (migrasi internasional). Dengan kata lain migrasi
diartikansebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara)
ke daerah (negara) lain. migran menurut dimensi waktu adalah orang yang
berpindah ke tempat lain dengan tujuan menetap dalam waktu enam bulan atau lebih.
Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi
tidak brmaksud menetap di tempat tujuan.
Migran Sirkuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau
ikatan dengan tempat asalnya seperti kuli bangunan dan pengusaha warung tegal
yang sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya ssetiap
bulan atau beberapa bulan sekali. Migran ulang-alik (commuter) adalah orang
yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur (setiap hari atau
setiiap minggu) pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau
untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur
pula. Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan
lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada siang hari.
Jenis-Jenis
migrasi
1. Migrasi
Internasional
Migrasi
intenasional adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain.
Migrasi internasional terdiri dari:
a.
Imigrasi yaitu migrasi yang merupakan masuknya
penduduk ke suatu negara. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
b.
Emigrasi yaitu migrasi yang merupakan keluarnya
penduduk suatu negara. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.
2. Migrasi
Nasional
Migrasi
nasional yaitu perpindahan yang terjadi di dalam satu negara misalnya antar
propinsi atau antar kota dalam propinsi. Migrasi Nasional terdiri dari:
a. Urbanisasi
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Orang yang melakukan urbanisasi
disebut urban. Kota-kota besar yang biasanya dituju oleh para urban adalah
Jakarta, Bandung,dan Surabaya. faktor-faktor yang memengaruhi urbanisasi ada
dua yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.
1)
Faktor pendorong dari desa, di antaranya:
a)
lapangan pekerjaan terbatas,
b)
upah tenaga kerja rendah,
c)
lahan pertanian semakin sempit, dan
d)
fasilitas kurang memadai.
2)
Faktor penarik dari kota, di antaranya:
a)
lapangan kerja di kota lebih banyak dan bervariasi;
b)
kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik;
c)
kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik;
d)
tersedianya berbagai jenis fasilitas seperti fasilitas
pendidikan, perumahan, kesehatan, penerangan, hidup dan transportasi; dan
e)
adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, seperti
tempat hiburan dan pusat kebudayaan lainnya.
Urbanisasi
memiliki dampak negatif dan dampak positif bagi desa yang ditinggalkan serta
menimbulkan dampak negatif bagi kota yang dituju.
1)
Dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah:
a. tenaga
kerja usia muda berkurang,
b. produksi
pertanian menurun, dan
c. pembangunan
terhambat.
2)
Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah:
a. jumlah
pengangguran di desa berkurang dan
b. taraf
hidup penduduk di desa meningkat.
3)
Dampak negatif urbanisasi bagi kota adalah:
a. Banyak
berdirinya rumah-rumah kumuh
b. Tingkat pengangguran di kota semakin tinggi
c. Pengangguran yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat kejahatan yang tinggi, seperti perampokan, penjambretan dan penipuan.
d. Kepadatan penduduk di kota semakin meningkat
e. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, seperti pencemaran udara, air dan pencemaran suara.
b. Tingkat pengangguran di kota semakin tinggi
c. Pengangguran yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat kejahatan yang tinggi, seperti perampokan, penjambretan dan penipuan.
d. Kepadatan penduduk di kota semakin meningkat
e. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, seperti pencemaran udara, air dan pencemaran suara.
Untuk
menghindari dampak negatif dari urbanisasi, maka harus dilakukan upaya untuk
menanggulanginya. Usaha pemerintah untuk mengurangi terjadinya peningkatan
urbanisasi di kota adalah:
1. melakukan
pembangunan di daerah-daerah,
2. meningkatkan
sarana transportasi di desa,
3. meningkatkan
sarana komunikasi di desa,
4. meningkatkan
kegiatan industri kecil di desa untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak,
5. menambah
fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, dan kesehatan.
b. Transmigrasi
Transmigrasi adalah
perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang
penduduknya.
1)
Tujuan Program Transmigrasi
a. Meratakan
penyebaran jumlah penduduk
b. Mengurangi
kepadatan penduduk
c. Meningkatkan
kesejahteraan penduduk
d. Mengurangi
pengangguran di daerah asal transmigrasi
e. Menambah
tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
f. Meningkatkan
hasil pertanian di daerah tujuan transmigrasi
g. Memperlancar
pembangunan di daerah tujuan transmigrasi
2)
Daerah Asal dan Daerah Tujuan transmigrasi Pada tahun
1975,
pemerintah
telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia No. 1 Tahun
1973 dan No.2 Tahun 1975 tentang syarat daerah asal dan daerah tujuan
transmigrasi. Daerah asal transmigrasi yang diutamakan adalah pulau Jawa,
Madura, Bali dan Lombok. Daerah tujuan transmigrasi adalah Pulau Sumatera
(Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, NAD, dan Lampung),
Kalimantan ( Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan), Papua, Maluku dan Nusa
Tenggara.
a)
Syarat-syarat daerah asal transmigrasi adalah:
1. Daerah
yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi
2. Daerah
kering dan tandus
3.
Daerah rawan bencana alam, seperti banjir, gempa, gunung meletus, dan
lain-lain.
4. Daerah
dengan penduduk berpenghasilan rendah
5. Daerah
yang digunakan sebagai proyek pembangunan.
b)
Syarat-syarat daerah tujuan transmigrasi adalah :
1) Memiliki
tanah yang subur untuk pertanian
2) Adanya
sumber pengairan untuk pertanian
3) Aman
dari bencana alam
4) Memiliki
fasilitas yang cukup, seperti pendidikan dan kesehatan
5) Sarana
dan prasarana transportasi baik.
3)
Jenis-jenis Transmigrasi
Jenis-jenis transmigrasi yang dilakukan di Indonesia
adalah:
a) Transmigrasi
umum: transmigrasi yang pelaksanaan dan pembiayaannya ditanggung oleh
pemerintah. Pembiayaan meliputi biaya perjalanan, biaya hidup, perumahan, lahan
pertanian, bibit, dan alat-alat pertanian.
b) Transmigrasi
swakarsa: transmigrasi yang dibiayai oleh transmigran. Pemerintah hanya
menyediakan tanah pertanian seluas dua hektar setiap keluarga.
c) Transmigrasi
bedol desa: transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa
beserta aparatur pemerintah desa. Semua harta benda yang ditinggalkan penduduk
mendapat ganti rugi dari pemerintah. Transmigrasi ini dilaksanakan karena
daerah asal transmigran terkena proyek penting dari pemerintah. Contoh dari
program trasmigrasi bedol desa adalah penduduk Wonogiri dan Kedungombo, Jawa
Tengah yang terkena proyek Waduk Gajah Mungkur dan ditransmigrasikan ke Sitiung
(Sumatra Barat).
d)
Trasmigrasi spontan: transmigrasi yang dilaksanakan atas
kesadaran dan kemauan sendiri.
2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi
Ada dua
pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu
faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors)
Faktor
pendorong (ditempat asal)
1. SDA yang
semakin berkurang
2.
Menyempitnya lapangan kerja karena masuknya teknologi
3. Adanya
tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain
4. Tidak
cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal
5. Bencana
alam atau adanya wabah penyakit
Faktor-faktor
penarik (dari tempat tujuan)
a. adanya
rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan memasuki lapangan pekerjaan
b.
Kesempatan mendapatkan pendidikan
c. keadaan
lingkungan yang menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas lainnya)
d. Tarikan
dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
e. Adanya
aktivitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa.
Dampak bagi Daerah yang Ditinggalkan
Adanya migrasi lokal (urbanisasi,
transmigrasi) maupun internasional memberikan dampak positif dan negatif bagi
daerah yang ditinggalkan maupun daerah tujuan.
1) Dampak Positif
a) Berkurangnya jumlah penduduk.
Bagi wilayah yang cukup padat,
adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya
kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat
berkurangnya tekanan penduduk di wilayah padat.
b) Berkurangnya jumlah pengangguran.
Migrasi biasanya dilakukan oleh
penduduk antara lain dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan dengan mencari
pekerjaan. Pengangguran yang tadinya menumpuk di daerah
asal migrasi, akan menjadi berkurang. Akibatnya,
kesejahteraan penduduk wilayah tersebut pun bisa terangkat.
2) Dampak Negatif
Meskipun memberi dampak positif yang cukup signifikan
bagi daerah yang ditinggalkan, ternyata hal tersebut juga diikuti dengan
munculnya dampak negatif.
a) Berkurangnya tenaga kerja muda dan penggerak
pembangunan, karena pada umumnya sebagian besar penduduk yang melakukan migrasi
adalah penduduk usia kerja.
b) Stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya
penduduk muda yang melakukan
migrasi.
c) Wilayah yang ditinggal pada umumnya merupakan wilayah
agraris di mana setiap hari
lahan pertaniannya belum tentu digarap. Jika menunggu
musim panen tiba para penggarap
pertanian tidak mempunyai pekerjaan (setengah
menganggur). Kondisi inilah yang
mendorong banyak penggarap pertanian bermigrasi.
Akibatnya, tenaga penggarap pun
akan berkurang.
Dampak bagi Daerah Tujuan
1) Dampak positif, yaitu:
a. Jumlah
tenaga kerja meningkat.
b. Terjadi
percampuran budaya antara penduduk pribumi dan pendatang yang pada akhirnya
dapat membentuk budaya baru.
2) Dampak negatif, yaitu:
a.
Terjadi peningkatan kepadatan penduduk.
b.
Kepadatan lalu lintas meningkat.
c. Munculnya
permukiman kumuh dan pedagang kaki lima
d.
Berkurangnya lapangan pekerjaan
F.
MASALAH
KEPENDUDUKAN
Permasalahan Kependudukan di Indonesia
1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara
menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek
dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
· Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
· Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
· Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan
kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga
berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya
pemukiman kumuh.
· Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan
serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini
cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor
swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.
Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan
penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun.
Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun
1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode 2000-2010 sebesar
1,49%.
c.
Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di
Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun
antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7%
dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk
Indonesia. Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong
tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun
1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Selain di Jawa ketimpangan
persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian
Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari
seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia,
tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Akibat dari
tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit.
Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak
lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber
daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada
kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan
negara.
Persebaran
penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.Perpindahan
penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu.Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan
penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.Pemusatan penduduk di kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
a)
Munculnya permukiman liar.
b)
Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat
pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
c)
Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan
dan industri.
d)
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti
perampokan, pelacuran dan lain-lain.
2.
Masalah Penduduk yang Bersifat
Kualitatif
a.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk
Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan
penduduk adalah dengan melihat:
· Angka Kematian
· Angka Harapan Hidup
Angka
kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik.
Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk.
Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan
kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati
kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Keadaan
penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya
indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM
berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi
diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia
adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan
demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi
orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan
tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang
dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk.
Rendahnya
tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
· Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak
mampu sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
· Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada
seperti jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua
anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah.
· Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga
banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.
Dampak yang
ditimbulkan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan
adalah :
· Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga
ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah
penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli
yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
·
Perumahan kumuh sebagai dampak permasalahan kependudukan
|
Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan
sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini tampak dengan
ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga
banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan
secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat
jalannya pembangunan.
c.
Tingkat Pendapatan(Kemakmuran)yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara
miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup
besar. Sebanyak 37,5juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan
menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan
kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat
kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya
sumber daya alam.
Dengan pendapatan perkapita
yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang sejahtera.Pendapatan per kapita
rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga
hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila hasil industri
terlalu mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan
industri sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.Penduduk
yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan
menabung menjadi rendah.Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal
menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.
G.
UPAYA
MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
1. Upaya mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat
Secara nasional pertumbuhan
penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun.
Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun
1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.Penurunan pertumbuhan penduduk
ini tentunya cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh pelaksanaan program
keluarga berencana di seluruh tanah air.
Keluarga berencana merupakan
suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan
keluarga.Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga
anak saja atau merupakan keluarga kecil.
Dengan terbentuknya keluarga
kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi
sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.Dari uraian di atas jelaslah bahwa
Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok yaitu:
a.
Menurunkan
angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan
produksi.
b.
Meningkatkan
kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
2. Upaya
mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata
Oleh karena dampak yang
dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk
di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:
a) Pemerataan pembangunan.
b) Penciptaan
lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
c) Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan
alamnya.
Untuk
mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program
transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
a)
Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
b)
Peningkatan taraf hidup transmigran.
c)
Pengolahan sumber daya alam.
d)
Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia.
e)
Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
f)
Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
g)
Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah
Indonesia.
3. Upaya
mengatasi masalah rendahnya kualitas kesehatan
Usaha-usaha pemerintah untuk
meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
a)
Melaksanakan program perbaikan gizi.
b)
Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah
perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
c)
Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter,
bidan, dan perawat.
d)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
e)
Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
f) Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
g) Penyediaan air bersih.
h) Pembentukan
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
4. Upaya
mengatasi masalah rendahnya kualitas pendidikan
Berbagai upaya telah ditempuh
oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan. Usaha-usaha pemerintah
untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
a)
Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai
dengan perguruan tinggi.
b)
Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di
semua jenjang pendidikan.
c)
Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran 1994/1995.
d)
Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga
tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
e)
Membangun perpustakaan dan laboratorium di
sekolah-sekolah.
f)
Menambah sarana pendidikan seperti alat
ketrampilan dan olah raga.
g)
Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.
h)
Penyediaan
fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
i)
Penciptaan
kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
j)
Peningkatan
kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
k)
Penyediaan
program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
l)
Mempelopori
riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
Masih rendahnya pendapatan
perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan oleh:
·
Pendapatan/penghasilan
negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber daya alam tetapi belum
mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
·
Jumlah
penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
·
Tingkat
teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua sumber daya
alam yang tersedia.
Oleh karena itu upaya menaikan
pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:
a)
Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber
daya alam yang ada.
b)
Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar
mampu mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
c)
Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya
dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.
d)
Memperbanyak hasil produksi baik produksi
pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa
(pelayanan)
e)
Memperluas lapangan kerja agar jumlah
pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
f) Penciptaan perangkat hukum yang
menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
g) Optimalisasi peranan BUMN dalam
kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
h) Penyederhanaan birokrasi
dalamperizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon)
sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.
H.
PETA JALAN
PENGENBANGAN SDM DI INDONESIA
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran
menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan
menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi musiman)
adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di tempat
tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anjayani, Eni., dkk. Geografi untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Pusbuk
Depdiknas
Badan Pusat Statistik. 2010.Hasil Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010.
Jakarta: Badan Pusat Statistik: Republik Indonesia
_________________________. 2013.Poyeksi Penduduk Indonesia Tahun
2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik: Republik Indonesia
BKKBN. 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia tahun 2013.
Jakarta: BKKBN
Soegimo, Dibyo., dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:
Pusbuk Depdiknas
Sumardi., dkk. 2009. Geografi 2 Lingkungan Fisik dan Sosial,
Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI.
Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Yosepana, Sandra. Belajar Efektif Geografi untuk Kelas XI SMA.
Jakarta: Pusbuk Depdiknas
https://ringkasanbukugeografi.blogspot.co.id/2016/01/mobilitas-penduduk-dan-pengendaliannya.html
Comments
Post a Comment